Kalau kamu udah mulai kepikiran buat nurunin berat badan, dua strategi diet yang sering banget muncul di radar adalah diet keto dan intermittent fasting (IF). Keduanya udah banyak dibahas, dipraktikkan, bahkan jadi tren yang nggak turun-turun. Tapi pertanyaannya, mana yang lebih efektif buat bantu kamu turun berat badan secara nyata dan bisa dipertahankan?
Sebelum buru-buru milih, penting banget buat tahu cara kerja masing-masing. Karena meskipun tujuannya sama bakar lemak dan nurunin berat badan pendekatan yang diambil keduanya beda jauh lohh.
Mari kita telusuri lebih dalam mekanisme, kelebihan, dan tantangan dari kedua metode diet ini.
Program Diet Keto
Oke, kita mulai dari keto dulu. Diet ketogenik berfokus pada pola makan dengan asupan lemak tinggi, protein moderat, dan karbohidrat sangat rendah (umumnya hanya 20-50 gram karbohidrat per hari). Tujuan utamanya adalah untuk membuat tubuh Anda memasuki kondisi ketosis, suatu keadaan metabolik di mana tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama, bukan karbohidrat.
Gampangnya, kamu ngelepas karbo, lalu tubuh “dipaksa” membakar lemak. Lemak dari makanan, dan juga lemak tubuh kamu sendiri.
Banyak orang ngelaporin penurunan berat badan yang cukup cepat di fase awal keto. Sebagian besar karena kehilangan air (karena glikogen disimpan dengan air). Tapi bukan berarti hasilnya cuma sementara, ya.
Beberapa studi nunjukin kalau diet keto efektif bantu menurunkan berat badan dan kadar gula darah, bahkan bisa menekan nafsu makan secara alami. Tapi, ada tantangannya juga, gak semua orang cocok dengan diet tinggi lemak.
Oh ya, efek samping seperti keto flu, sakit kepala, lemas, konstipasi juga bisa muncul di awal-awal. Jadi, keto bukan diet yang bisa asal coba tanpa adanya pemahaman dan pendampingan ahli.
Baca juga: 3 Cara Intermittent Fasting (IF) Beserta Manfaatnya
Program Diet Intermittent Fasting
Nah, kalau kamu tipe orang yang gak terlalu suka ribet milih makanan, intermittent fasting mungkin lebih cocok.
Intermittent Fasting (IF) adalah pola makan yang berfokus pada pengaturan waktu kapan kamu makan, bukan selalu tentang apa yang kamu konsumsi. Metode yang paling populer adalah pola 16/8, di mana kamu berpuasa selama 16 jam dan mengonsumsi makanan hanya dalam rentang waktu 8 jam setiap harinya.
Selain itu, terdapat juga variasi lain seperti pola 5:2 (makan normal 5 hari dan membatasi kalori 2 hari dalam seminggu), atau puasa penuh selama 24 jam sekali dalam seminggu.
Selama jendela makan, kamu bisa makan makanan normal (tentu tetap disarankan makanan sehat dan seimbang). Tapi selama puasa, kamu nggak konsumsi kalori sama sekali. Hanya air, teh, atau kopi tanpa gula yang diperbolehkan.
Apa yang bikin IF menarik? Pola ini bantu tubuh menggunakan cadangan energi lebih efisien. Saat kamu nggak makan, insulin turun, tubuh mulai membakar lemak, dan growth hormone naik yang semuanya bagus buat metabolisme.
Beberapa studi nunjukin kalau IF bisa bantu turunkan berat badan, perbaiki sensitivitas insulin, bahkan bisa bantu regenerasi sel lewat proses autophagy. Tapi ya, kalau kamu punya jadwal makan yang ketat atau gampang lapar, IF bisa cukup menantang di awal.
Mana Lebih Cepat Turunkan Berat Badan?
Lalu hasil manasih yang paling cepat untuk menurunkan berat badan kamu? mari kita kupas lebih detailnya kali ini.
Hasil Jangka Pendek
Diet keto unggul di fase awal. Dalam 2-4 minggu pertama, penurunan berat badan bisa mencapai 2-5 kg karena tubuh kehilangan cadangan air. Namun, ini bukan lemak murni, ketika karbohidrat dikurangi, simpanan glikogen (yang mengikat air) ikut terkuras.
IF mungkin lebih lambat di awal, tapi stabil. Studi Diabetes & Metabolic Syndrome menunjukkan peserta IF kehilangan 3-4 kg/bulan tanpa perubahan drastis pada menu. Kelebihan IF adalah kamu tetap bisa makan karbohidrat (dalam porsi wajar) selama jendela makan.
Hasil Jangka Panjang
Di sinilah IF bersinar. Data Wellaholic menyebut hanya 30% orang bertahan dengan keto setelah setahun, sementara 60% masih nyaman dengan IF. Penyebabnya? Keto seringkali terlalu restriktif membatasi buah, biji-bijian, dan sayuran berpati.
Padahal, menurut riset 2025, versi “keto berkelanjutan” yang memasukkan lebih banyak serat dan lemak sehat (seperti alpukat dan ikan) mulai dikembangkan untuk mengurangi efek samping.
Di sisi lain, IF bisa kurang efektif jika kamu “balas dendam” saat jendela makan. Misalnya, mengonsumsi makanan tinggi gula atau lemak trans saat berbuka. Solusinya, kombinasikan IF dengan prinsip makan bersih, fokus pada protein tanpa lemak, sayuran, dan karbohidrat kompleks.
Jadi, Mana yang Lebih Efisien?
Jawabannya tergantung kamu. Kalau kamu suka makan tinggi lemak dan bisa komit untuk pantang karbo, keto bisa kasih hasil yang cepat dan stabil. Tapi, kalau kamu lebih nyaman mengatur waktu makan dibanding menyusun ulang isi piring, IF mungkin lebih fleksibel.
Ada juga yang nggabungin dua-duanya: diet keto plus intermittent fasting. Efeknya bisa lebih optimal, karena kamu masuk ketosis lebih cepat dan mempertahankannya lebih lama. Tapi gabungan ini nggak cocok untuk semua orang, dan wajib diawasi baik-baik, apalagi kalau kamu punya kondisi kesehatan tertentu.
Beberapa studi perbandingan menunjukkan hasil penurunan berat badan serupa antara keto dan IF dalam 3–6 bulan. Artinya, keberhasilan lebih dipengaruhi oleh konsistensi dan kecocokan personal daripada metode itu sendiri.
Kamu juga perlu perhatiin gaya hidup, olahraga, kualitas tidur, dan stres punya peran besar. Diet yang bagus tapi dijalani setengah-setengah, ya hasilnya juga nggak maksimal.
Tips Supaya Dietmu Lebih Efektif
Uji coba minimal 2 minggu. Coba salah satu dulu, lihat efeknya di tubuh kamu.
- Cek progres, bukan cuma timbangan. Lingkar pinggang, energi harian, dan kualitas tidur juga indikator penting.
- Hindari makanan ultra-proses. Mau keto atau IF, kalau kamu tetap konsumsi junk food, hasilnya pasti kehambat.
- Pakai aplikasi pencatat makanan. Ini bantu kamu lebih sadar sama pola makan harian.
- Konsultasi profesional. Apalagi kalau kamu punya riwayat diabetes, gangguan tiroid, atau sedang menyusui.
Yuk Konsultasi! Mana yang Lebih Cocok Buat Kamu?
Kalau kamu cari cara yang cepat dan bisa dimaintain jangka panjang, pilihan diet itu seharusnya sesuai dengan gaya hidup kamu, bukan malah bikin stres. Diet keto dan intermittent fasting bisa sama-sama efektif, asal kamu nyaman dan konsisten.
Nah, kalau kamu pengen punya sistem yang terbukti berhasil dan dibimbing langsung oleh coach profesional, kamu bisa pertimbangkan ikut program Body Transformation Camp, program penurunan berat badan sistem camp #1 di Indonesia.
Program ini dirancang buat bantu kamu turunin berat badan dengan pendekatan menyeluruh: dari mindset, nutrisi, sampai pola hidup sehat. Cocok buat kamu yang pengen hasil nyata tanpa harus bingung sendiri atur semuanya.
Mau tahu lebih lanjut? Kamu bisa mulai dari konsultasi dulu biar tahu mana strategi terbaik yang pas buat kamu.