Kamu mungkin sering dengar istilah “self-love”, tapi nggak semua orang benar-benar ngerti apa itu self-love dan kenapa konsep ini penting banget, apalagi buat kesehatan tubuh dan mental.
Di tengah tuntutan kerja, sosial, dan ekspektasi pribadi, kadang kita terlalu fokus nyenengin orang lain sampai lupa sama diri sendiri. Hasilnya? Kesehatan terganggu, stres meningkat, dan tubuh rasanya makin gampang sakit.
Padahal, self-love bukan soal memanjakan diri berlebihan. Bukan juga alasan untuk bermalas-malasan. Self-love itu soal merawat diri secara utuh baik fisik, mental, maupun emosional. Dan, kabar baiknya, ini bisa dilatih.
Pengertian Self-Love Secara Sederhana
Self-love itu menghargai diri sendiri tanpa syarat. Kamu menerima kelebihan dan kekuranganmu, sambil tetap berusaha jadi versi terbaik dari dirimu sendiri.
Menurut Psychology Today, self-love mencakup kesadaran, penghargaan terhadap diri sendiri, dan kemampuan untuk membuat keputusan yang sehat. Termasuk juga berhenti membandingkan diri dengan orang lain, karena, ya, setiap orang punya jalan masing-masing.
Jadi, bukan cuma afirmasi positif atau “me time” sesekali. Self-love adalah kebiasaan harian yang bikin kamu lebih peduli sama kesehatan, lebih stabil emosinya, dan lebih tahan banting secara mental.
Kenapa Self-Love Berpengaruh Langsung ke Kesehatan?
Sering kali, kamu tahu apa yang seharusnya dilakukan demi kesehatan, makan sayur, tidur cukup, olahraga rutin. Tapi kenapa masih sering dilanggar?
Jawabannya sering balik ke nilai diri. Saat kamu merasa tidak cukup berharga, kamu jadi nggak peduli sama tubuh sendiri. “Ah, makan junk food sedikit nggak apa-apa kok,” atau “Nanti aja olahraga, toh nggak ada yang peduli juga.”
Padahal, tubuh itu bisa dibilang refleksi dari hubunganmu dengan dirimu sendiri. Saat kamu cinta sama diri sendiri, kamu akan lebih terdorong untuk jaga pola makan, tidur cukup, dan olahraga.
Bahkan kadar hormon stres seperti kortisol juga bisa lebih stabil kalau kamu punya hubungan positif dengan diri sendiri.
Sebuah riset dari University of Texas menunjukkan bahwa self-compassion (cabang dari self-love) berkaitan dengan kesehatan mental yang lebih baik, rendahnya tingkat kecemasan, dan motivasi untuk menjaga gaya hidup sehat. Jadi bukan cuma teori ya, memang ada buktinya.
Tanda-Tanda Kamu Belum Punya Self-Love yang Sehat
Kadang, kita pikir kita udah “self-love”, padahal sebenarnya belum. Berikut beberapa tanda kamu mungkin masih berjuang dalam hal ini:
- Sering menyalahkan diri sendiri berlebihan, bahkan untuk hal kecil
- Merasa tidak layak mendapatkan istirahat atau kesenangan
- Sering membandingkan diri dengan orang lain di media sosial
- Sulit menolak permintaan orang lain, meskipun kamu lelah
- Memaksakan diri diet ekstrem karena merasa “jelek”
Kalau kamu ngerasa beberapa poin itu relatable banget, mungkin saatnya kamu pelan-pelan belajar mencintai diri sendiri lebih dalam. Dan nggak apa-apa, semua orang juga sedang belajar.
Cara Melatih Self-Love Setiap Hari
Oke, jadi udah paham bahwa self-love penting. Tapi… gimana caranya mulai? Tenang, kamu nggak perlu langsung mengubah semuanya dalam sehari. Kunci dari self-love yang konsisten adalah perlahan tapi nyata. Berikut beberapa kebiasaan kecil yang bisa kamu mulai:
1. Ucapkan Hal Baik ke Diri Sendiri
Mulailah hari dengan afirmasi positif, atau ucapan sederhana seperti, “Hari ini aku akan berusaha sebaik mungkin” atau “Aku layak bahagia.” Saat kamu sering menyalahkan diri, kamu jadi musuh untuk dirimu sendiri. Jadi coba ubah skripnya.
2. Dengarkan Tubuhmu
Pernah nggak kamu tetap kerja atau begadang padahal badan udah minta istirahat? Kita sering lupa, tubuh itu bukan mesin.
Self-love artinya juga mendengarkan sinyal tubuh. Kalau lagi capek, ya istirahat. Kalau lapar, makan yang bernutrisi, bukan asal kenyang. Kalau stres, coba jalan kaki atau tarik napas dalam-dalam sebentar.
3. Tulis Jurnal Tanpa Sensor
Buat kamu yang suka overthinking, journaling bisa jadi life-saver. Kamu nggak harus puitis atau nulis panjang lebar. Cukup tulis 3 hal yang kamu syukuri hari itu, atau curhat hal yang bikin kesal. Nggak ada aturan baku.
Dengan menulis, kamu bisa lebih sadar akan pola pikir yang kamu punya. Dan kadang, saat kamu baca ulang, kamu bisa sadar betapa kerasnya kamu sama diri sendiri. Itu jadi titik balik buat ubah narasi internal.
4. Belajar Mengatakan “Tidak” Tanpa Rasa Bersalah
Tolak permintaan teman, rekan kerja, atau bahkan keluarga kalau kamu memang udah kelelahan. Self-love bukan berarti jadi egois, tapi sadar kapasitas diri.
Awalnya mungkin terasa nggak enak. Tapi percayalah, kamu nggak bisa bantu orang lain kalau kamu sendiri udah kosong.
5. Kurangi Konsumsi Sosial Media yang Meracuni Pikiran
Scroll Instagram atau TikTok boleh saja, tapi sadari dampaknya ke mentalmu. Kalau kamu ngerasa lebih jelek, kurang sukses, atau nggak cukup setelah buka medsos, itu tanda kamu perlu detox.
Unfollow akun-akun yang bikin kamu merasa rendah diri. Isi ulang feed kamu dengan hal-hal yang inspiratif, informatif, dan suportif.
Baca juga: Diet Ekstrem Berpengaruh Pada Kesehatan Mental? Yuk, Simak!
Self-Love dan Penurunan Berat Badan
Banyak orang mulai diet karena benci sama bentuk tubuhnya. Tapi motivasi berbasis kebencian cenderung bikin prosesnya penuh tekanan, dan hasilnya pun sering nggak bertahan lama.
Coba ganti pendekatannya. Bayangin kalau kamu nurunin berat badan bukan karena kamu benci tubuhmu, tapi karena kamu sayang sama tubuhmu. Kamu ingin tubuhmu bebas penyakit, lebih bertenaga, dan bisa melakukan banyak hal seru.
Pendekatan ini nggak cuma lebih sehat secara mental, tapi juga lebih sustainable. Kamu nggak merasa “terpaksa”, tapi malah termotivasi karena kamu peduli. Hasilnya pun lebih stabil jangka panjang.
Mulai Cintai Diri, Biar Tubuh Juga Ikut Sehat
Self-love itu fondasi penting untuk semua aspek hidup, termasuk kesehatan tubuh dan mental. Dengan mencintai diri, kamu jadi lebih peduli sama apa yang kamu makan, bagaimana kamu bergerak, dan bagaimana kamu berpikir.
Kamu nggak butuh validasi dari luar untuk mulai berubah. Yang kamu butuh adalah komitmen untuk memperlakukan dirimu sendiri dengan lebih baik.
Self-love bukan berarti cuek atau membenarkan kebiasaan buruk. Tapi kamu tahu kapan harus jaga, kapan harus istirahat, dan kapan harus dorong diri untuk tumbuh.
Ingin Transformasi Tubuh dengan Pendekatan Self-Love? Ikuti Body Transformation Camp Sekarang
Kalau kamu udah capek coba diet berkali-kali tapi hasilnya selalu balik lagi, mungkin kamu belum menerapkan self-love secara utuh. Body Transformation Camp hadir dengan pendekatan yang berbeda: bukan cuma menurunkan berat badan dan transformasi tubuh, tapi juga membangun mindset sehat dan penuh kasih ke diri sendiri.
Dengan program berbasis ilmu gizi, olahraga yang disesuaikan kebutuhan, serta mentoring untuk membangun kebiasaan sehat, Body Transformation Camp adalah program #1 di Indonesia untuk kamu yang mau transformasi. Program ini telah membantu ratusan orang di seluruh Indonesia dan dirancang langsung oleh tim ahli gizi serta pelatih profesional. Kamu bisa mencapai penurunan berat badan dan perubahan bentuk tubuh lewat pendekatan yang menggabungkan nutrisi seimbang dan latihan fisik yang disesuaikan dengan kebutuhan unik tubuhmu.
Body Transformation Camp (BTC) menyatukan tiga pilar utama: olahraga terstruktur, pola makan sehat, dan coaching mindset yang menyeluruh. Jadi kamu nggak perlu bingung harus mulai dari mana—semua sudah dirancang lengkap! Mulai dari sesi camp, panduan latihan, meal plan personal, fasilitas yang mendukung, sampai komunitas positif yang bakal mendampingi kamu selama proses.
Sudah banyak yang berhasil transformasi bareng BTC. Sekarang saatnya kamu menyusul jadi bagian dari cerita sukses itu. Yuk, daftar dan mulai langkah pertamamu hari ini!